KALIMAT
EFEKTIF
6.1
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang memiliki
sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P,
pernyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase kalimat bagi seorang pembaca
ialah kesatuan kata yang mengandung makna/pikiran, sedangkan bagi seorang
penulis, kalimat ialah satu kesatuan pikiran/makna yang diungkapkan dalam
kesatuan kata.
Kalimat
merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan
perasaan. Hal ini harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat
yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang
dipikirkan penulis. Kalimat efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi
syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus
hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembacanya.
Efektif
mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Sebuah kalimat terdiri atasisi dan bentuk.
Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkanbentuk ialah kata-kata
yang mewakili pikiran penulis. Kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran
utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, dan keterbacaan,
kevariasian.
6.2.1 Kesatuan
Pikiran
Setiap
kalimat yang baik harus memperhatikan kesatuan pikiran yang mengandung satu
pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke
pikiran yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran
berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat
(pikiran).
Contoh
kalimat yang kesatuan pikirannya jelas :
Semua
penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita. (tunggal)
Dia telah
meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat
satu jam yang lalu.(majemuk)
Ayah bekerja
diperusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu. (pertentangan)
Kamu boleh
menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja disini. (pilihan)
6.1.2
Kepaduan
Kepaduan
berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat
(kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam
kalimat. Jadi, bisa saja kalimat mengandung kesatuan pikiran, tetapi tidak
memiliki kepaduan yang baik.
6.1.3 Subjek
dan Predikat
Kalimat
terdiri atas kata-kata yan secara bersama-sama dan dengan sistem tertentu
membentuk struktur. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsi masing-masing.
Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek
merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut:
Hakim menjatuhkan
hukuman mati.
Mantan
Gubernur itu menikmati masa pensiunnya.
Kata-kata
yang dicetak miring adalah subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata, serta
dapat berbentuk kata benda atau kata kerja.
Kalimat
harus mempunyai struktur yang jelas, setiap kata kelompok kata harus jelas
fungsinya dalam kalimat.
Penentuan
kalimat itu baik atau tidak ialah dengan memeriksa kejelasan predikat.
Menentukan predikat tidak sulit karena biasanya predikat adalah kata kerja,
yaitu diharapkan, dilaksanakan, menetengahkan.
6.1.4
Pengembangan Struktur Dasar Kalimat (Subjek dan Predikat)
Sebagai
unsur dasar, subjek dan predikat dapat dikembangkan, jika kita merasa belum
cukup menjelaskan maksud dalam kalimat yang terdiri atas subjek dan predikat
saja.
Proses
penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat dilihat pada contoh berikut.
Aku/pelukis.
Aku
seorang/pelukis.
Demikanlah,
sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat
terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih
jelas dan terang, tanpa mengubah struktur kalimatnya.
6.1.5
Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif
Tulisan
ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak
menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti
orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan dengan tegas, saya, tetapi
mengganti dengan kata penulis, ia seakan-akan berada di luar peristiwa yang
diuraikannya.
6.2 Syarat
Kalimat Efektif
6.2.1
Penekanan
Penekanan
adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/mementingkan
pikiran pokok
Alih Bangun
Alih Bangun
adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awal kalimat
merupakan kata yang dipentingkan.
Pengulangan
Kata
Pengulangan
kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan
pada bagian ujaran yang dianggap penting.
Pertentangan
Pertentangan
dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata
yang tidak langsung pada pikiran utama.
Urutan Logis
Urutan logis
dalam kalimat berarti mengurutkan secara logis/kronologis unsur-unsur kalimat
yang mengandung urutan kejadian atau proses.
6.2.2
Kesejajaran
Kesejajaran
ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur
kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:
Kesejajaran
Bentuk
Bila salah
satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang
berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya.
Kesejajaran
Makna
Kesejajaran
makna timbul oleh adanya relasi makna antarsatuan dalam kalimat (subjek,
predikat, dan objek).
Kesejajaran
Rincian Pilihan
Dalam
kalimat yang mengandung rincian pilihan, kita sering terjebak oleh kalimat
sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung
kesejajaran yang benar.
6.2.3
Kehematan
Kehematan
juga merupakan unsure penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti
penghematan kata, frase, atau struktur yang dianggap tidak perlu dalam kalimat.
Kehematan dapat dilakukan dengan cara
Penghematan
Subjek
Penghematan
subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.
Penghilangan
Hiponimi
Hiponimi
ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merahmengandung makna kelompok
warna.
Penghilangan
Kata Depan dari dan daripada
Kata depan dari menyatakan
arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan
perbandingan dua benda atau dua hal.
Penyingkatan
kata
Usaha yang
kita lakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan menggantikan kata
atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.
Penyingkatan
Ungkapan
Ungkapan
yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.
Penyingkatan
Kalimat
Kalimat yang
panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat
dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.
6.2.4
Keterbacaan
Keterbacaan
ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin
tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah
keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.
Untuk
meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.
Kejelasan
Tulisan akan
lebih mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan
juga dipengaruhi olehpanjang pendek kalimat. Pada dasarnya, semakin
panjang kalimat akan semakin sulit dipahami.
Bangun
Kalimat
Ukuran
kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang
pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat.
6.2.5
Pengaruh Bahasa Inggris
Struktur
bahasa Inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa
Inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.
Perhatikan
contoh berikut.
The man to
whom she is married has been married twice before.
I recently
went back to the town where I was born.
According to
law, that action is wrong.
Kalimat
bahasa Inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi
Laki-laki dengan
siapa ia menikah telah menikah dua kali.
Belum lam
ini, saya pulang ke kampong di mana saya dilahirkan.
Menurut
hukum, perbuatan itu adalah salah.
Seharusnya
Laki-laki
yang menikahinya telah menikah dua kali.
Belum lama
ini, saya pulang ke kampong tempat saya dilahirkan
Menurut
hukum, perbuatan itu salah.(Eyang Ageng Sastranegara)