Mungkin ini merupakan salah satu penyebab bergesernya
nilai- nilai berbahasa Indonesia dengan baik dan sesuai EYD. Keanekaragaman
budaya, serta bahasa inilah yang sedikit mempengaruhi cara berbicara masyarakat
Indonesia. Kita contoh saja bahasa betawi. Bahasa yang terkesan kasar tapi asik
ini yang dulu sering di gunakan masyarakat yang tinggal diIbukota. Entah siapa,
kapan, dan darimana kata “gue” dan “lo” berasal, tapi yang jelas kata itu
memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. “Gue.. lo.. , lo… gue”. Kata
yang sering muncul pada film “benyamin, si Doel anak Betawi, dll ini membuat
percakapan lebih terkesan santai dan tidak formil.
Menurut
penulis, bahasa yang sesuai EYD sangatlah kaku, sehingga tidak cocok untuk
bahasa komunikasi. Karena pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk meluapkan
pikiran maupun perasaan. Jadi untuk berkomunikasi masyarakat lebih memilih
untuk menggunakan bahasa yang lebih santai, fleksibel, dan lebih ke diri
sendiri(apa adanya).
Berbicara
mengenai diri sendiri, inilah yang penulis akan bahas pada tulisan ini. Masyarakat
khususnya remaja yang sedang mengalami proses pendewasaan inilah yang sering
menggunakan bahasa yang terkesan lebih “gue banget”. Cara mereka berkomunikasi
dengan sesamanya akan melupakan aturan- aturan berbahasa yang baik dan benar. Karena
dengan cara itu mereka akan tampak seperti anak muda gaul zaman sekarang. Bahasa
gaul ini menyebar paling cepat melalui media televisi. Jadi sudah tidak heran
lagi, anak- anak di luar daerahpun akan berbahasa tidak jauh dari ini. Mereka
yang masih labil, menonton acara kesayangan
mereka dan mendengar kata- kata gaul seperti itu lalu mempraktekkannya. Awalnya
mungkin hanya untuk gurauan semata, tapi seperti pepatah “ala bisa karena
terbiasa” akhirnya mereka pun terbiasa dan menggunakan
kata- kata gaul itu setiap harinya.
Bukan cuma
kata- kata gaul saja yang merusak tatanan berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Bahasa asingpun turut menambah permasalahan ini. Bahasa asing /
internasional seperti bahasa Inggris ini sering di campur adukkan dengan bahasa
Indonesia. Memang sih penulis juga mengakui bisa berbahasa asing itu so cool /
sangat keren. Mungkin pemikiran ini sama dengan anak- anak muda di Indonesia.
Apalagi ditambah bahasa inggris adalah bahasa Internasional. Bahasa ini sangatlah dibutuhkan untuk masa depan
mereka nantinya. Loh kenapa demikian? Karena saat kita ingin bekerja di sebuah
perusahaan asing yang mereka lihat
adalah kemampuan berbahasa asing terlebih dahulu. Kenapa ada tes toefl tetapi
tidak ada tes bahasa Indonesia, ada tempat les berbahasa inggris tapi tidak ada
tempat les berbahasa Indonesia dengan baik dan benar? Karena sebab- sebab
diatas itulah bahasa Internasional ini sangatlah penting kaitannya dengan masa
depan anak. Maka secara tidak langsung bahasa asing ini sudah sangat melekat
pada bangsa Indonesia.
Menurut
penulis, adil bukan berarti sama. Adillah saat kalian bisa berbahasa baik dan
benar, gunakan bahasa Nasional dan Internasional serta bahasa alay ataupun gaul
pada tempatnya. Semoga kesadaran Nasionalisme seperti ini tertanam pada jiwa
dan hati kalian semua.