src='http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.3.2/jquery.min.js' type='text/javascript'/>

Rabu, 15 Mei 2013

Ikhtisar Buku Pengetahuan



Judul Buku       : Budidaya Ikan  dan Udang Dalam Tambak
Tebal Buku      : 148 Halaman
Pengarang       : Slamet Soeseno
Penerbit          : PT. Gramedia
Kota Terbit      : Jakarta
Tahun Terbit   : 1983

Daftar Isi                                                                              
BAB I     : Pengertian Budidaya dan Tambak
BAB II    : Masyarakat Daerah Tambak
BAB III   : Flora dan Fauna Daerah Tambak
BAB IV   : Penilaian Lokasi Calon Tambak
BAB V     : Pengembangan dan Rehailitasi Tambak
BAB VI    : Budidaya Ikan Bandeng
BAB VII   : Budidaya Udang Tambak
BAB VIII  : Penanganan dan Pengolahan Hasil Tambak

Dikalangan pertanian, istilah jawa budidaya digunakan bagi kegiatan usaha produksi suatu komoditi, sebagai contohnya budidaya ikan. Sebagian besar budidaya itu dilakukan oleh para petani ikan di kolam air tawar (juga petakan sawah dan sawah tambak), dan oleh para petani tambak di empang air payau. Kegiatannya  berupa membudidayakan ikan yang dulunya hidup liar. Menjadi ikan kultur (piaraan).

Istilah tambak yang di pungut dari bahasa Jawa nambak (membendung air), digunakan untuk menyatakan sebuah empang dekat pantai laut. Tiap petakan dapat meliputi areal seluas 0,5-2 hektar. Dan bentuk tambak yang sampai sekarang masih ada  adalah persegi panjang.

Selain itu, tambak dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
-          Tambak lanyah (dekat sekali dengan laut).
-          Tambak biasa (terisi campuran air asin, air laut, dan air sungai).
-          Tambak darat (jauh dari pantai dan suplai air saat musim hujan).

Tipe-tipe tambak : tambak tipe Jawa Barat, Porong, Taman, FIliphina, dan Taiwan. Tambak pada umumnya sering diperjual belikan dan bahkan disewakan atau dikontrakkan, selain itu juga disewakan dengan sistem bagi hasil.
Penilaian lokasi calon tambak adalah dengan cara evaluasi calon lokasi tambak dan mengobservasi keadaan tanah, mutu air, dan keadaan prasarana. Sedangakan pembangunan tambaknya melalui beberapa proses sebagai berikut : susunan tambak dan kedalaman saluran, pembangunan pematang, pemasangan pintu air, penggalian saluran dan perataan dasar tambak.
Hasil utama dari tambak adalah ikan bandeng, chanos chanos (forskal), sejenis ikan laut dari familias chanidae, ordo malacopterygii. Hasil bandeng yang paling terkenal adalah hasil tambak Sidoharjo dan Gresik. Sifat ikan bandeng adalah euryhalien (tahan terhadap perubahan kadar garam dalam air), yang memungkinkan dipelihara di dalam air payau.
Pemupukan tambak, bertujuan untuk menyuburkan pertumbuhan klekap. Biasanya menggunakan pupuk kandang, kompos, atau buatan sendiri. Pemberantasan hama, dilakukan setelah selesai pemupukan. Pada saat air segar mencapai 15 cm petakan tambak diberi bungkil baug the sebagai pemberantas hama seperti ikan buas dan lain-lain.
Penanganan hasil panen sama pentingnya dengan tindakan teknis berproduksi lainnya. Jika penanganan pada hal ini salah maka berakibat buruk pada hasilnya. Ikan hasil tambak dipasarkan dalam keadaan mati, tetapi sekalipun demikian, ikan harus masih segar.
Untuk itu harus cepat-cepat dicuci dengan air bersih. Kemudian ikan bersih ditimbun dalam keranjang pengangkut yang sudah dilapisi daun pisang nagian dalamnya sampai duua lapis bersama hancuran es batu, dan ditutup rapat agar es tidak cepat mencair. Lalu ikan siap untuk dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar